Ketahuilah, saya ini anaknya memang cengeng. Jadi jangan heran kalau ga susah juga nyari lagu untuk kategori ini. Dan seperti biasa yang susah adalah memilihnya.
Ah tapi, rasanya kali ini bukan tugas sulit. Karena terbukti, sering bangetlah saya nangis sesenggukan setiap kali dengerin lagu ini: Landslide.
Pertama denger lagu ini adalah versi Smashing Pumpkins sebagai single terselip di kompilasi Pop is Dead 2, waktu itu ga ngerti tentang apa jadi ya nyanyi-nyanyi aja. Kemudian beberapa tahun berlalu, dan lupa deh baca di blog siapa, ternyata lagu Landslide bisa juga bercerita tentang Ayah. Tentang seorang anak yang beranjak dewasa dan ketakutan akan kehilangan figur sang Ayah.
I took my love and I took it down
I climbed a mountain and I turned around
And I saw my reflection in the snow-covered hills
Well, the landslide brought me down
Oh, mirror in the sky, what is love
Can the child within my heart rise above
Can I sail through the changing ocean tides
Can I handle the seasons of my life
Uh uh... uh uh, uh uh
Well, I've been afraid of changin'
Cause I've built my life around you
But time gets bolder
Even children get older
And I'm getting older too
Well
Well, I've been afraid of changin'
Cause I've built my life around you
But time makes bolder
Children get older
And I'm getting older too
Well, I'm getting older too
Tentu saja tangis kejer ini paling sering terjadi waktu saya sedang kuliah di Belanda. Kebetulan waktu itu lagi tugas kelompok membuat landslide susceptibility map (nyambung wae), jadi mulailah mengunduh lagu ini yang versi Dixie Chicks dan Fleetwood Mac. Apalagi versi Fleetwood Mac, openingnya 'This is for you, Daddy.' Pada saat yang bersamaan, saya beneran jauh dari keluarga dan terhitung selama 18 bulan ga ketemu Papa sama sekali. Akibatnya, kangen akut.
Huhuhu *mellow mode on*
Waktu itu berbagai perasaan campur aduk kalau denger lagu ini sambil inget Papa. Saya memang lekat sekali dengan figur Papa ini. Berbagai keputusan penting dalam hidup (misalnya, beli laptop apa ya...) selalu lewat konsultasi dulu dengan Papa. Selama di Belanda, komunikasi agak tersendat karena sms dan telpon mahal sekali. Untung Papa melek teknologi (oh Papa saya memang keren sekali deh), rajin kirim e-mail dan bales-balesan komen di facebook. Hihihihi. Masih inget banget, waktu beberapa teman di Belanda sinis akan kebiasaan saya minum bir, Papa saya menulis di wall fb: “Jangan lupa coba bir Belgia. Papa waktu itu nyoba dan rasanya enak sekali.” Oh, he is definitely the coolest fellow to have beers with, in any bars!
Walaupun cukup sering bales-balesan text begitu, tapi selalu saja ada titik-titik terendah dimana saya ingin sekali ketemu Papa. Rasanya hidup terasa lebih mudah kalau dekat beliau. Apalagi jamannya tekanan thesis melanda sampai susah tidur. Saran Papa, jangan setress, jalan-jalan, berenang atau pijak refleksi, lalu dikirimlah peta pemijatan kaki, yang bukannya saya praktekkan malah bikin tambah sesenggukan. Maklum, namanya juga lagi nesis.
Setelah kembali ke tanah air, langsung kangen-kangenan. Tapi di awal-awal masih sering sesenggukan. Ketemu langsung Papa dan melihat giginya kok makin hari makin sedikit, saya jadi kepikiran. I’m gettin’ older too. Terus, saya udah ngapain aja ya? Apakah sudah cukup menunjukkan bahwa saya sangat sayang beliau? Huwaaa... Dari yang tadinya makan malem bareng, saya mendadak kabur ke kamar.
Sekarang sudah lumayan sembuh. Sudah sering ketemu Papa, termasuk ngebir bareng. Waktu karaoke lagu ini pun, saya ga sedikit pun sedih, tanya aja sama Tanti dan Niken (ya iyalah, karaoke dilakukan selesai berenang, jelas masih hepi). Walaupun, ngaku deh, waktu nonton Gwyneth nyanyi lagi ini di Glee, masih sempet cirambay juga. Manis sekali mbak Gwyneth disini
Monggo dinikmati video klipnya, versi choir PS22 cover version-nya Fleetwood Mac (gurunya ganteng gilak). Landslide ala Fleetwood Mac sudah disematkan, yang versi Dixie Chicks-nya belum. Sementara, saya lap keyboard dulu ya.
ah PS22 ... aku suka anak2 iniiiii... mereka nyanyiin lagunya dari hati semua (euh, tapi bener kok)
ReplyDeleteSo sweet sekali deh mereka nyanyiin lagu buat Papa ini. dan gurunya itu, papanya anak-anak banget (ngarep dot com)
ReplyDeletedita, itu komentarnya tanti tulis sebelum baca jurnalnya, scroll down ke bawah kali aja ada sematan... makanya komen pertama histeris karena menemukan PS22...
ReplyDeletepas baca jurnalnya... ehmmm, uuhhukk uhhuukk.
Papa Dita keren!! jadi kangen bandung euy, aaahhh ditttaaa maaaahh!!
Iya, dita gak sedih waktu nyanyi lagu ini, waktu karaoke kemaren. btw, Gwyneth nyanyi ini di Glee?
Iya Tantooo, mbaknya chris martin itu (Ngehe deh) nyanyinya kereeenn... kliklah tulisan DISINI. hihihihi
ReplyDeletesiap, besok didengerin.. ini mau pulang, kantor udah sepiiiiiii... hihihi
ReplyDeletesiapakah mr. b ya?
ReplyDeletepengen ih dinyanyiin lagu ama anak2 ini.
atau kappaletta aja deh kirim lagu buat gw. hiks *terharu*
mr.b dan pijat refleksi mr.c hihihihi..
ReplyDeleteAku mah pingin dinyanyiin gurunya ih. Meuni gemesh :P
yuk ah kita satronin gurunya, suruh nyanyi buat kita
ReplyDelete*naoon???
*punten dit, efek nyampe kantor kepagian. haha
Jadi kangen Ramanda ihiks *ikutan melow melow*
ReplyDeletepukpuk gina. Tapi kan ada papanya anak-anak toohh... ;)
ReplyDeletehuhuhu bedaaaaa :'(
ReplyDeleteyg 1 kurus dan rambut penuh uban...1 lagi gempal dan rambut nyucuk siga ijuk (bahasan yg aneh :p)