Friday 30 November 2012

Day 06 - a song that reminds you of somewhere


Daddy’s Car – the Cardigans

We took off that sunny day
packed our things and went away
me and friends in daddy's car
to find out how summers are
found a card to send from wherever we went

From Luxembourg to Rome
from Berlin to the moon
from Paris to Lausanne
from Athens to the sun
our car became a spacecraft
flashing through the world
crashed down in Amsterdam

We'll take off some rainy day
pack our things and go away
families and hotelbars
to find out how summers are
find a card to send to some really old friends




Ah, lagu ini Eropa sekali ya. Bikin kangen :)
Walaupun saya belum pernah ke Berlin, Athens dan Luxembourg, tetapi alhamdulillah sudah mabrur perjalanan from Paris to Lausanne. Salah satu perjalanan yang susah dilupakan.

Sebenernya perjalanan ‘From Paris to Lausanne’ ini terancang dengan ga sengaja. Libur paskah di depan mata, Ganda dan Tandang sibuk merojok-rojok untuk pergi ke Paris. Oh guys, I’ve been to Paris, it was bloody cold there. Tapi dasar saya orangnya ga tegaan, ya baiklah kita book tiket ke Paris naik bis. Eh, tiba-tiba cowok Swiss menelpon, dan mengajak liburan di tempatnya. Dasar ga tegaan sama cowok ganteng, ya baiklah kita ke Lausanne juga. Cari-cari tiket dari Paris ke Lausanne, kali ini mari kita rada gayaan, let’s go by TGV!

Perjalanan ke Paris berjalan lancar, walaupun sesampainya di Paris sempat kebingungan mencari Iwan, temannya Ganda. Tapi di tengah kebingungan ini, saya malah menikmati sudut-sudut kota Paris. Memang ada Eiffel, Notre Dame, Louvre dan ratusan objek wisata lainnya disini, tapi marilah kita duduk di salah satu cafe, menyesap secangkir kopi dan makan roti bulan sabit. Atau berjalan-jalan di antara lorong kota Paris, menikmati jalur Metro-nya yang sangat bersahabat, foto-foto dengan latar belakang bangunan keseharian kota Paris. Paris memang cantik, dan saat awal musim semi, dia ga sedingin itu kok :)

Ganda dan Tandang selanjutnya diasuh oleh Iwan, sementara saya pergi ke stasiun Gare Lyon untuk terus ke Lausanne. Dengan tiket TGV di tangan, saya antusias sekali. TGV itu semacam high-speed train, dan kereta untuk jalur Paris-Lausanne termasuk salah satu high-speed train tertua di Eropa, bentuknya klasik dan speed-nya tentu saja tidak sengibrit ICE-nya Jerman. Saya memang penggemar berat kereta, rasanya enak naik kereta, bisa lihat-lihat pemandangan sambil baca buku. Ga usah melalui prosedur cek-in yang berlebihan, tinggal hop-in hop-off, dan bayar tentunya.

Tentu saja, saya duduk di sebelah jendela, tepat berhadapan dengan bapak-bapak Prancis yang ramah. Dia mengajak saya ngobrol, tapi karena saya ga bisa bahasa Prancis dan dia kurang mahir berbahasa Inggris, maka kami mengobrol dengan bahasa Spanyol seadanya. Hihihi. Kami makan siang bareng. Bapak itu membawa roti yang panjang sementara saya makan croissant. Dia menawari saya roti-nya yang nampak menggiurkan, tapi saya menggeleng. Berikutnya dia mengeluarkan sebotol wine, kembali menawari saya dan tentunya kali ini saya mengangguk dengan antusias.

Selesai makan, si Bapak tidur sementara saya dengan ajaibnya ga bisa tidur. Abis gimana dooong, itu sepanjang jalan pemandangannya indaaaaah banget. Selama 4 jam kereta melintasi kaki Alpen, kereta meliuk-liuk melewati pedesaan dimana rumah-rumah mungilnya menggemaskan sekali deh. Sisa-sisa salju nampak (atau memang salju abadi ya? Tau deh, hehe), namun kuncup-kuncup bunga sudah bermunculan. Hari itu begitu cerah, saya duduk manis dengan pipi nempel di kaca jendela dan menikmati hangatnya sinar matahari membelai muka. Rasanya senang sekali, sukses melewati musim dingin yang menggigit, dan disuguhi pemandangan awal musim semi yang seindah itu.

Perfect endingnya adalah, dijemput cowok ganteng di stasiun Lausanne.
Not-so-perfect endingnya, di belakangnya ada seorang cewek India.

Anyway, liburan paskah berjalan cukup menyenangkan walaupun diwarnai kekisruhan cewek India. Kami sempat piknik berdua di bukit Lausanne dan mengunjungi kakeknya yang spontan memanggang biskuit pisang buat saya. Enak deh. Lausanne itu cantik sekali dan rumah cowok Swiss ini terletak di pedesaan, manis sekali semanis yang punya, ihiw. Akhir cerita, seperti kata Nina Persson, saya pun crashed down in Amsterdam. Karena kantong menipis maka beli tiket budget airlines dari Geneva ke Amsterdam. Sampai di Amsterdam saya menarik napas lega. Musim dingin sudah lewat, dan musim semi ada di depan mata. Pasti masih banyak cerita bahagia :)



Day 07 – a song that reminds you of a certain event.


Dari sekian banyak lagu yang berseliweran di kepala, akhir-akhir ini ga ada lagu yang memorinya sepekat Mrs. Cold – Kings of Convenience. *menarik napas panjang*

Lagu ini menjadi single pertama dari album Declaration of Dependance. Saya sudah jatuh cinta pada duo Norway ini jauh sebelumnya. Setelah lima tahun absen, September 2009 mereka kembali dengan album ketiga, sarat akan lagu-lagu yang menurut orang-orang ‘lebih dalem’. Saya setuju dong ah. Mari kita simak lirik Mrs. Cold yang katanya tentang ‘ice princess’ yang dulunya jaim tapi lama-lama doyan juga. Katanya sih karena dia istri orang. Hihi.
Ah, tapi buat saya Mrs. Cold selalu menendang saya kembali ke autumn 2009.

Mrs. Cold – Kings of Convenience

Hey baby, Mrs. Cold Acting so tough,
didn't know you had it in you so be hurt at all
You waited too long You should've hook me,
before I put my raincoat on

Oh can I get it, Oh can I see
You were fronting because
You knew you'd find yourself vulnerable around me
Oh can I get it, Oh can I see
You feel vulnerable around me

Hey, baby what’s going on?
You lost control and you lost your tongue
You lost me, deaf in my ear
Nothing you can say is gonna change the way I feel

Oh can I get it, Oh can I see
You were fronting because
You knew you find yourself vulnerable around me

Oh can I get it, Oh can I see
I step too close to your boundaries

You wanted nobody around to see
You feel vulnerable around me

Hey baby
What is love?
It was just a game
We're both playing and we can’t get enough of
We're both playing and we can’t get enough of
We're both playing and we can’t get enough of




Lagu ini menyentakkan ingatan akan bangun pagi. Kegiatan yang sedikit banyak saya benci itu. Termasuk bangun pagi di musim gugur. Suhu udara mulai turun lagi dan pagi datang makin lambat. Saya berulang kali berada dalam keadaan antara sadar dan tidak, medengarkan lagu ini membahana di kamar. Petikan gitarnya yang ciamik dan melodi yang jenaka selalu berhasil membuat saya mengulas senyum setengah tidur. Sapaan ‘Hey Babi!’ membuat ingin meneruskan ‘Mrs. Cold, acting so tough..’ tapi gusi masih rapet dan asem rasanya.
Kamar kecil berjendela besar biasanya itu sudah terang benderang dan saya bisa dengan jelas melihat birunya langit di awal musim gugur. Saya lalu menyesap lady grey tea sambil memandang daun-daun yang baru berniat menguning. Percakapan pagi hari yang berlangsung pelan dan beban thesis yg sedikit demi sedikit mulai memberat. Tapi hey, mari kita ketemu supervisor cintaku hari ini! Saya pun bergegas mandi.
Hari-hari yang dulu terasa biasa, tapi akhir-akhir ini dalem banget dikangeninnya.
*menarik napas lebih panjang*

All in all, dengarlah mereka berdua berdendang:
“What is love? It was just a game, we're both playing and we can’t get enough of..”
Erlend memang pancen Oye!

Video klip aslinya ada disini

Day 08 – a song that you know all the words to


Lagu yang sungguh kekejuan ini ajaibnya meyihir saya dan saya berani terima tantangan karaoke lagu ini sambil membelakangi layar tv.

Bed of Roses – Bon Jovi

Sitting here wasted and wounded at this old piano
Trying hard to capture the moment this morning I don't know
'Cause a bottle of vodka is still lodged in my head
And some blond gave me nightmares, think that she's still in my bed
As I dream about movies
They won't make of me when I'm dead

With an ironclad fist I wake up and french kiss the morning
While some marching band keeps it's own beat in my head
While we're talking
About all of the things that I long to believe
About love, the truth, what you mean to me and the truth is
Baby you're all that I need

I wanna lay you down in a bed of roses
For tonight I'll sleep on a bed of nails
I wanna be just as close as your Holy Ghost is
And lay you down on a bed of roses

Well I'm so far away the step that I take's on my way home
A king's ransom in dimes I'd give each night
To see through this pay phone
Still I run out of time or it's hard to get through
Till the bird on the wire flies me back to
You I'll just close my eyes, whisper baby blind love is true

Well this hotel bar's hangover whiskey's gone dry
The barkeeper's wig's crooked
And she's giving me the eye
Well I might have said yeah
But I laughed so hard I think I died
Ooh yeah

Now as you close your eyes
Know I'll be thinking about you
While my mistress she calls me to stand in her spotlight again
Tonight I won't be alone
But you know that don't mean I'm not lonely
I've got nothing to prove for it's you that I'd die to defend




Sejujurnya, lagu ini dihapalkan dengan khidmat menyambut naik haji jamaah Bonjoviniyah di Ancol, May 1995. Ga hanya lagu Bed of Roses, lagu-lagu lain lancar dinyanyikan dari mulai Runaway, Lay Your Hands on Me, Livin’ on a Prayer, Never Say Goodbye, In These Arms, Someday I’ll be Saturday Night; dan tentu saja lagu yang bikin radang tenggorokan; ‘Shot through the heart and you’re too bad, darling you give love a batman!’; Tapi untuk meme kali ini saya pilih Bed of Roses saja. Enak buat dinyanyiin dan saya suka sekali liriknya.

Ehem. Ini sebenernya saya yang norak kali ya. Karena sejujurnya perlukan kuulangi lagi, saya suka sekali lirik lagu Bed of Roses. Bukan bagian; ‘I wanna laaaayyy you down on a bed of roses..’; karena bagian ini sungguh gombal, kebayang kalo ketusuk duri mawar. Bagian favorit saya adalah, ‘A king’s ransom in dimes I’d give each night to see through this payphone.’t; Yeah, I know, curcol keseringan LDR :P

Lagu ini ada di album Keep the Faith, album Bon Jovi favorit saya. Pertama karena pada warsa ini Jon Bon Jovi potong rambut dan membuat si sayah abege naksir berat. Kedua, saya suka sekali lagu Keep the Faith, dengan melodi menghentak dan lirik yang sangat positif. Ketiga, si sayah abege yang hopeless romantic (sampe sekarang ding) tentu saja termehe-mehe membayangkan Jon main piano sambil menyanyikan lagu ini. ‘About all of the things that I long to believe. About love, the truth, what you mean to me and the truth is, baby you're all that I need.’ *klepek klepek*

Sayang semenjak album Crush, saya bosan dengan Bon Jovi. Entah kenapa, hati dan otak ogah mencerna lagu-lagunya. Mungkin Bon Jovi memang kehilangan sentuhan midas pada lagu-lagunya atau saya yang berubah selera. Yeah, people change, everything change. Tapi ada satu yang berubah dari diri saya dan membuat saya semakin menyukai lirik Bed of Roses ini. Menurut saya, cowok yang sedang hangover itu seksi ;)

Baiklah, silahkan menikmati Bed of Roses lewat YouTube yang saya sematkan di atas. Sengaja saya pilih versi ‘An Evening with Bon Jovi’ dimana di awalnya Jon cerita sedikit tentang lagu ini. Dan tentu saja, ehm, di mata saya, Jon ganteng sekali dengan rompi hitamnya itu. Dan yang ini hanya berubah dikit.

Video klip aslinya ada disini


Day 09 - a song that you can dance to


Ada dua kandidat lagu yang ingin saya ceritakan untuk meme song tentang menari-nari ini. Yang pertama adalah, tari Saman nan berkesan yg videonya bisa ditengok disini

Jadi, batch 2008 ITC mempersembahkan tari Saman di International Evening. International Evening ini semacam event tahunan di kampus saya, dimana setiap negara berpartisipasi menampilkan cultural performance. Indonesia juga ga mau kalah dong. Lalu kami menari Saman-lah. Rasanya para pelajar Indonesia yang pernah belajar di luar negeri pasti mengalami menarikan Saman. Karena tariannya masal, unisex, gerakannya sebenarnya sederhana tapi tampilan akhirnya memukau pemirsa. Periode tari Saman ini salah satu momen yang paling memorable buat saya. Seru sekali setiap malam berlatih tari Saman, menghapal lirik bahasa Aceh, juga brantem-brantem kecil penuh intrik. Hehe.

Kami tampil terakhir. Dari riuhnya tepuk tangan dan hebohnya komentar teman sekelas di hari berikutnya, boleh dibilang ini penampilan yang sukses. Tambahan lagi, si supervisor (walaupun waktu itu belum jadi supervisor) mendatangi saya di after party dan berkomentar, “I think Indonesia’s dance was the best performance tonight,” dengan mata berbinar-binar. “Thank you,” saya menjawab sopan tanpa sadar bahwa semenjak itu matanya sudah menyihir saya.
Yo oposeh kok malah supervisor.

Ah iya, selesai tampil ada party, lengkap dengan sound system jedang jedung, lampu disko, dj dan bar dadakan. Saya masih gembira karena tari Saman barusan. Tanpa berganti busana, masih dengan iket kepala ala Reny Jayusman mau ronda, saya bergabung bersama teman-teman sekelas bersenang-senang di lantai dansa. Senang sekali.

Malam itu rasanya punya saya sendiri. Karena selain tampil di panggung dan dipuji oleh supervisor, semaleman saya berdansa dengan cowok ganteng. Kami tidak sempat bertukar partner, atau ya memang tidak mau. Hihi. Lagu apapun yang dimainkan dj, kami menari walaupun gerakannya makin ngarang. Saya tambah keras tertawa-tawa dan dia nampak bahagia. Rehat sejenak, dia pergi ke bar lalu kembali dengan segelas bir dan segelas air keran. Sudah jelaslah, siapa minum yang mana.

Lalu kami menari lagi. Dan tiba-tiba dj pun memainkan Hips Don’t Lie-nya Shakira. Saya seperti kerasukan roh shakira dan berputar-putar begitu gembira. Semakin dangdut rasanya, tapi lagu itu begitu rancak sampe rasanya ga sanggup untuk ga bergerak. Dan mempunyai partner cowok ganteng saat lagu ini sangatlah pas, 'Oh baby when you talk like that, you know you got me hypnotized.' Megal megol ga brenti-brenti. Atau itu pengaruh birnya ya?


Di pesta-pesta berikutnya Hips Don’t Lie selalu diputar. Dj-nya memang kurang kreatif. Sudah pasti, saya bawaannya ingin menari-nari. Terlepas dari partner-nya ganteng atau ga, atau berapa kadar alkohol dalam darah. Terlepas international evening sudah lama berlalu, dan banyak lagu lainnya yang enak buat bergoyang. Bagi saya, lagu ini cocok sekali buat quotes terkenalnya Mark Twain: <b>“Sing like no one's listening, love like you've never been hurt, dance like nobody's watching, and live like its heaven on earth.”</b>

Jadi marilah semuanya…

And I'm on tonight
You know my hips don't lie
And I am starting to feel you boy
Come on lets go, real slow
Don't you see baby asi es perfecto


Maaf liriknya tidak ditampilkan disini. Panjang bok. Pergi aja kesini.


Day 10 - a song that makes you fall asleep


Saya punya playlist di windows media player judulnya bunuit. Isinya kurang lebih 17 lagu. Bisa ditebak, baru sampai lagu ketiga saya biasanya sudah molor jaya. Nah, lagu di urutan ketiga itu adalah Lover Lay Down by Dave Matthews Band.

Intro gitar akustiknya lirih sekali dan selingan saxophone-nya begitu manis. Cara Dave Matthews melagukan “Together share this smile...” membuat saya tersenyum sebelum tidur. Juga bagian “Say lover, say lover, say lover, say lover...” So sweet.

Lagu ini ada di album Under the Table and Dreaming,  album perkenalan saya dengan Dave Matthews Band. Lover Lay down terselip di antara hits Ants Marching, What Would You Say dan Sattelite. Lagu lainnya semangat, apalagi Ants Marching, bikin melonjak-lonjak saat sikat gigi pagi-pagi. Sementara Lover Lay Down membius, hangat seperti selimut dan ujung-ujungnya fade away sembari saya juga fade away to sleep.

Baca-baca di songmeaning, katanya lagu ini bercerita tenang Dave Matthews mengajak ‘down’ pacarnya. “Chasing me all around. Leading me all around, in circles.” Hehe. Paling bisa deh Dave Matthews bikin lagu kinky-kinky gimana gitu, tapi tetap manis tanpa ada kesan vulgar. Mirip-mirip sama lagunya yang menurut saya lagu sexy sepanjang masa,  Crash Into Me, terutama di liriknya “Hike up your skirt a little more. You wear nothing but you wear it so well.” Duh, jadi ga enak duduk.



Playlistnya sendiri disusun waktu kuliah di Belanda. Saya masih ingat sekali suasana sebelum tidur. Laptop sengaja tidak dimatikan tapi layarnya saya arahkan membelakangi saya. Playlist diputar dengan shuffles and repeat mode off. Lampu remang-remang, jendela tanpa tirai dan seringkali dinginnya minta ampun. Saya tidur di balik duvet krem beralaskan selimut fleecemerah. Saking dinginnya, selimut saya jadikan seprai. Saya pun bergelung begitu rapat dengan kaos garis-garis.
Yang tertinggal di ingatan saya, suasana waktu itu berwarna biru. Biru tua. Entah atas dasar apa. Mungkin itu warna langit di Enschede. Biru pekat dengan angin menderu-deru di luar. Kadang ada bulan. Kadang ada salju. Kadang jam 9 saya udah pingin nyetel playlist bunnnuit tapi masih ada semu-semu matahari. Kadang (sering malah) belum sempat nyetel playslit bunnuit saya sudah ketiduran di berbagai posisi yang aneh, tapi pagi-pagi terbangun di ranjang. Ranjang saya sendiri loh. Saya sendiri atau ga... errrr, dengerin lagunya sambil tarik selimut yuk! *mengalihkan pembicaraan* *peluk woofy* ah iya, saya tiap malem tidur sama Woofy :)

Lover Lay Down – Dave Matthews Band

Spring sweet rhythm dance in my head , slip into my lover's hands
Kiss me oh won't you kiss me now, and sleep I would inside your mouth

Don't be us too shy, knowing it's no big surprise
That I will wait for you, I will wait for no one but you

Look please lover lay down, spend this time with me
Together share this smile, lover lay down

Walk with me, walk with you
Hold my hand your hands, so much we have dreamed
And you were so much younger
Hard to explain that we are stronger

A million reasons life to deny
Let's toss them away, see you and me we
Lay down look see, she and he
By my lover's side
Together share this smile
Each other's tears to cry
Together share this smile
Lover lay down

Oh please
Look please lover lay down
Oh please lover lay down
And you weep
Lover lay down
Cause it's over
Lover lay down
Say lover, say lover, say lover, say lover, say lover
Could I love you
Could you love me (4x)
Darling it's
All the same (4x)
'Til we dance away (4x)
Chasing me all around
Leading me all around
Leading me all around in circles (2x)
Say.. 

Day 11 - a song from your favorite band


Sebenarnya ini agak double dengan memesong Day 19 (nantikanlah!), tapi biar ga pusing, biarkanlah saya menghadirkan lagu ini disini ya: a song from my favorite band and from my favorite album.

<i><b>Cherub Rock – Smashing Pumpkins</b>

Freak out, and give in
Doesn't matter what you believe in
Stay cool, and be somebody's fool this year
'cause they know, who is righteous, what is bold
So I'm told

Who wants honey, as long as there's some money
Who wants that honey?

Hipsters unite, come align for the big fight to rock for you
But beware, all those angels with their wings glued on
'cause deep down, we are frightened and we're scared
If you don't stare

Who wants honey, as long as there's some money
Who wants that honey?

Let me out 4x

Tell me all of your secrets, cannot help but believe this is true
Tell me all of your secrets, I know, I know, I know
Should have listened when I was told</i>

<iframe width="425" height="349" src="http://www.youtube.com/embed/I5nJcfB0f30" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>

Pertama ngeceng Smesing waktu mereka membesut double album <i>Meloncollie and the Infinite Sadnes</i>s. Lagu <i>1979</i> dengan video klip orang-orang party itu loh, kena banget. Tapi hati saya dimenangkan seluruhnya ketika iseng meminjam album <i>Siamese Dream</i>. Kasetnya diputar bolak-balik, tanpa henti, menemani saya belajar untuk ulangan matematika, kimia, fisika, dan banyak lagi.

Album Siamese Dream juga menjawab pertanyaan: <i>‘Name one record that you wanna be stranded with in an island.’</i> Yes, Siamese Dream. Sudah terbukti pada saat kerja praktek di NTT dulu, kan masih jamannya walkman tuh. Dan saya cuman bawa 3 album, yang mana salah satunya ya album ini. Kembali diputar-putar menemani saya menjelajahi site tambang emas itu. Dari kamar yg nun jauh disana, makan di mess hall, ngecengin cowok di lapangan basket, pinjem buku di perpustakaan dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Tahun-tahun berikutnya lagu-lagu Siamese Dream selalu wajib ada di dalam MP3 Player. Satu lagu yang paling sering berkumandang adalah <b>Cherub Rock</b>. Walaupun ga ngerti lagu ini tentang apa, tapi ajaib deh, lagu ini selalu memberi kekuatan. Rasanya semangat gitu setelah dengerin lagu ini kenceng-kenceng. Waktu thesis lagu ini diulang-ulang sambil berkutat mengulik skrip model gempa dengan bahasa fortran.

Katanya sih, lirik lagu ini bercerita tentang sebelnya Billy Corgan terhadap industri rekaman. <i>‘Who wants honey? As long as there is money...’</i> Dia pun berteriak-teriak <i>‘Let me out, let me out...’</i> Yang mana suka sekali saya ikuti. Saya juga suka mendendangkan riff gitarnya itu. Ciamik punya memang, sehingga lagu ini masuk list Guitar World's list of the 100 greatest guitar solos of all time, walopun hanya di urutan ke-97.

Kenapa Smashing Pumpkins dinobatkan sebagai ‘My favorite band’, hmm... Kenapa ya? Saya suka sama lagu-lagunya, dari mulai yang full distorsi gitar seperti <i>Cherub Rock</i> ini, sampai ke lagu lirihnya <i>Luna</i> dan <i>In the Arms of Sleep</i>. Terus terang saya lebih suka waktu jamannya James Iha masih bergabung. Image-nya itu loh, melankolis abis. Saya kira, Iha-lah yang menulis lagu-lagu sendu SP, tapi ternyata, Smashing Pumpkins memang Billy Corgan. Mau ga mau saya harus mengakui, Billy-lah yang memberi sentuhan mejik di lagu-lagu SP. Membuatnya melodius dengan lirik yang puitis. Seperti katanya di Cherub Rock:

<b>‘Stay cool, and be somebody’s fool this year.’</b>

Day 12 - a song from a band you hate


Lama sekali tidak menulis untuk meme song. Maaf pemirsa. Alasan klasik, tentulah sibuk, tiba-tiba lebih senang berkutat dengan database daripada pilih-pilih lagu. Iyes, saya memang segitu geek-nya, suka asik sama Microsoft Access :(
Alasan lain, oh tema memesong Day 12 ini menurut saya ga asik banget. Kata siapa tuh ya, Hate is a strong word, semenjak itu saya berhati-hati sekali menggunakan kata itu. Eh apa sih kok jadi dalem. Hehe... Yah begitulah, ujung2nya kalo ada lagu yang ga saya suka dari seekor ben, saya akan berusaha berpikir positif, oh mungkin lagu lainnya enak. Setelah mendengar lagu lainnya dan ga suka juga, saya mengesampingkan ben itu, mungkin bukan selera saya. Kalau mengutip buku Manjali dan Cakrabirawa, ini bukan masalah mana yang lebih baik, tapi masalah menarik dan tidak menarik.

Tapi karena sudah berjanji akan rajin menulis demi memesong ini, maka saya memaksa otak dan playlist, mencari lagu dari grup musik yg saya sebel. Yang ternyata susah juga, karena biasanya kalo udah ga suka, saya dengan gampang klik kanan, lalu klik Delete. Maklum kapasitas disk terbatas. Begitu juga dengan ingatan di otak, lupa deh band apa yang dibenci.

Setelah berhari-hari menunda, baiklah kita putuskan saja untuk menampilkan video klip berikut untuk pemirsa:
<b>Pupus – Dewa</b>

<iframe width="425" height="349" src="http://www.youtube.com/embed/Ug0V4fQDYUU" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>

Kenapa Dewa, ya karena.. hehe, untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan, saya sebel sama grup musik ini. Diduga sih karena kelakuan pentolannya yang begitulah. Saya cukup menyukai Dewa 19 dengan formasi awal, dengan lirihnya suara Ari Laso dan dentingan gitar Andra. Tidak pernah tergila-gila, tapi saya dengan malu-malu mengakui bahwa lagu Kangen, Aku Milikmu dan Tak Kan Ada Cinta yang Lain itu adiktif. Pun, saya cukup suka mereka walaupun berganti-ganti drummer hingga di album Pandawa Lima. Tapi setelah itu, wew, terpaksa menggunakan kata Hate.
Saya memutuskan untuk memblacklist Dewa walopun disitu ada Elfonda dengan lengkingannya yang khas dan Yuke yg, ehem, manis. Lalu kenapa lagu Pupus yang bertengger disini? Karena lagu ini ternyata cukup sering diulang-ulang saat ngamen waktu di Enschede dulu. <i>“Aku mencintaimuuuu, lebih dari pembantukuuuu... Uuuu...”</i> dan saya sungguh terkesan saat melihat klipnya yang Baladewa version ini.

Video klipnya berkesan karena saya seru-seruan ketawa melihat berbagai ekspresi Baladewa yang hapal betul seluruh lirik lagu Pupus dan menyanyikannya dari lubuk hati yang terdalam. Ah yes, <i>‘cintaku bertepuk sebelah tangaaannn..’</i> tentu sangat dekat dengan kisah kita, ya ga? Editingnya cukup rapih dan memotret fans Dewa dari berbagai lapisan. Dari yang bercucuran keringat, berkaos lusuh, hingga artis bersolek manis dan ikut bernyanyi di sudut aman panggung. Rasanya trenyuh gitu menyaksikan sebegitu banyak orang berlagu bersama.

Bisa dibayangkan kalau ditengah-tengahnya saya bilang ‘I hate Dewa!’ saya mungkin akan dikeroyok. So, there, <b>hate is a strong word</b> after all.
Dan untuk sematannya, saya beri bonus track <i>Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi</i>. Ga ada alasan, dengerin aja deh :)